Thursday 30 August 2012

Tuhan Adalah Gembalaku


Lulus bulan Juni, tapi sampai sekarang masih pengangguran, What..??. Yah aku gak pernah ngambil pusing dengan semua itu hehehehe, sukacitannya masih meluap-luap. Bukan gara-gara gw gak berusaha tapi memang gak berusaha hahah. Aku belum heboh-heboh amat nyari kerjaan tapi perasaannya damai-damai aja. Terserah deh orang mau bilang ”Terlalu santai” ato apa,tapi sampai sekarang itu semua belum cukup berpengaruh untuk buat gw stress.

Gw ingat peristiwa beberapa tahun yang lalu. Nah, aku sebenarnya lulusan 2007, tapi baru kuliah tahun 2008. Why? Yah karna gak masuk spmb. Setelah tau gak lulus, ortu nanya jadi sekarang kamu gimana, mau kuliah di swasta ato bimbingan. Aku bilang mau bimbingan setahun aja. Semua sudah deal.

 Kira-kira setengah jam kemudian , aku masuk kamar en tiba-tiba Roh Kudus ngomong kalo aku harus tinggal di kampung dulu. Aku gak ngerasin hatilah dan perasaan damai-damai aja. Perkataan itu begitu kuat, dan aku hanya bilang ke Babe ” Ya,aku mau tinggal di sini dulu, tapi jangan aku yang minta sama ortu ya, biar mereka ya ngomong sendiri.” Eh gak selang beberapa menit my dad datang dari belakang (abis ngurusin ayam-ayamnya) en told me ” gimana kalo kamu bimbingannya bulan januari aja, jadi setengah tahun di sini dulu.” Yah aku langsung iyakan saja.

Sebenarnnya sebelum pengumuman SPMB 2007 gw udah ragu gak bakalan menang karena beberapa hari sebelumnya Pendeta kami lagi kotbahin Kisah Para Rasul 1:4 ”Pada suatu hari, ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa- yang demikian kataNya- telah kamu dengar dari pada-Ku.” Begitu gw dengar tu Firman, itu langsung nancep cep cep dan gw tau kalo Tuhan lagi ngomong kalo untuk sementara itu aku harus tinggal di kampung dulu. Gak tau untuk apa harus tinggal sementara , tapi yang jelas aku damai dengan semua itu, gak jadi berontak ato gak nuntut-nuntut biar lulus. Itulah enaknya kalo Tuhan ngomong, perasaan kita damai aja dibuatNya walopun  perintahnya gak enak.

Beberapa tahun setelah itu, gw coba-coba mengingat kenapa Tuhan dulu nyuruh aku tinggal di kampung untuk sementara waktu, sepertinya gak ada yang spesial tuh. Aku terus coba untuk mengingat, mempertajam ingatan tapi aku gak bisa mengingat apa-apa, dan memang sepertinya gak ada yang spesial.

Beberapa bulan yang lalu, gw udah lupa lagi ngapain waktu itu, tiba-tiba aku ngingat pernah ngasi nomor hape ke seorang hamba Tuhan. You know guys, aku baru punya hape setelah lulus SMA. En tiba-tiba gue ingat semua apa yang terjadi ketika aku harus tinggal sementara waktu di Sarulla city. Pada saat hamba Tuhan itu datang dari pulau Jawa, mereka ada tiga orang. Pemimpin mereka berkata sesuatu hal ” Di dalam Roh saya bisa rasakan ......”  heheheh gw gak akan meneruskannya karena ini rahasia, but oneday I’ll tell you. Ketika beliau mengatakan nubuatan itu, aku bisa  rasakan itu perkataan langsung nancap begitu kuat en tu Firman benar-benar hidup. Kemudian beliau berkata lagi, ini akan terjadi tapi kamu harus terus merenungkannya siang dan malam. Persis deh kayak Kisah para rasul 1 tadi, tinggal sementara untuk menerima janji Bapa.

Memang tu Firman nancap terus dihatiku en siang malam gak pernah lupa. Gue jadi ingat perkataannya Joel Osteen ” Sometimes when the dream is really big, you embrace it, and somehow it feels like the dream embraces you.” Gue benar rasain itu banget, en gw lebih suka pernyataan yang gw bold itu.

Jadi kalo memang kamu ingat terus sama tu Mimpi, kok bisa lupa apa yang spesial ketika tinggal sementara di kampung? Pertannyaan yang menarik. Begini, aku selalu merenungkannya siang dan malam tapi selama beberapa tahun aku lupa kalo peristiwa itu terjadi tahun 2007. Sebelumnya menurutku itu terjadi pas masa SMA ato SMP, tetapi begitu aku ingat tentang nomer hape tadi aku langsung ngeh kalo peristiwa itu terjadi tahun 2007 setelah lulus SMA, bukan pas SMA ato SMP karena sebelumnya aku belum punya nomer hape.

Yah cerita mimpinya udahan dulu ya, kalo Tuhan bilang ceritain lagi ntar deh ada saatnya gue bakalan cerita panjang lebar en apa sebenarnnya yang dikatakan si Hamba Tuhan tadi. Untuk sementara Tuhan Cuma bilang simpan dulu tu mimpi di hatimu en teruslah merenungkannya.

Kembali ke paragrap pertama tentang bagaimana gue tetap ngerasa damai-damai aja walopun jadi pengangguran, karena itulah yang aku rasakan dulu saat harus tinggal untuk sementara di kampung, walopun semua lulusan SMA pada saat itu rata-rata gak ada yang tinggal di kampung, kalo gak merantau ya kuliah, walopun banyak orang yang liatin mengapa ni anak disini-sini aja. Banyak yang nanya juga kenapa gak kuliah pada saat itu ato pergi kemana kek,, tapi itu semua gak buat gue stress, karena aku tau Dia beri aku kekuatan biar gak terlalu mikirin semua omongan-omongan orang lain tadi.

Mengenai rencana ke depan, you know guys aku bukan seorang planner yang baik, mau kerja dimana, gue gak tau. Aku hanya seorang yang percayakan setiap langkahnya pada Bapa di surga. Hari ini gue melangkah kemana, besok mau kemana, lusa kemana biarlah Tuhan yang tetapkan langkah-langkahku. Dia adalah gembala yang baik dan teramat baik, dan ketika kita jadikan Dia jadi gembala kita, percayalah Dia gak akan pernah mengecewakan.

Jadi ngapain aja gue dikampung?

Meskipun di kampung, gw juga bangun cepat loh, abis sate biasanya baca-baca. Abis itu menghayal hehehehh. Jam tengah sembilan nyuci, nyapu. Jam 11 kadang-kadang gue tidur lagi hehehe capek boo. Makan siang, baca-baca, nonton, belajar naik motor hehehe (bekal kalo udah kerja nanti), nyetrika, masak, makan malam, baca-baca. Yah gitu deh rutinitasnya.

Gue terinspirasi nulis yang  ini karena selasa kemaren seorang hamba Tuhan kotbah tentang Mazmur 23. Ceritanya hampir-hampir sama dengan apa yang aku alami, bagaimana beliau pernah lupa kapan hari dia  buat sesuatu janji dengan Tuhan dan baru mengingatnya enam tahun yang lalu kalo itu terjadi saat dia masih SMP. Sekarang beliau udah punya tiga orang anak dan anak yang pertama udah  duduk di bangku SMA dan apa yang dulu menjadi doanya tanpa dia sadari telah terjadi dalam hidupnya beberapa tahun yang lalu.

Mazmur 23
Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

Ia menyegarkan jiwaku, Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu itylah yang menghibur aku.

Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.

Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.