Aku
gak tau kenapa nulis judul yang ini, yang jelas beberapa minggu ini topik ini
selalu mutar mutar di kepalaku. Tuhan seakan-akan bilang kalo aku harus bayar
harga lebih di depan sana.
Aku gak tau entah masalah ato persoalan apa yang akan terjadi, But Tuhan terus
ingatin kalo aku akan menghadapi suatu masa dimana akan datang tantangan yang
besar yang belum pernah aku alami sebelumnya.
Beberapa
minggu yang lalu aku nulis status facebook “ Ketika Tuhan beri mimpi yang besar
dalam hidupmu, maka siapkanlah dirimu untuk tantangan yang besar.” Ya perkataan
ini menjadi kekuatan tersendiri buat aku pribadi, gak ada kemulian tanpa harga
yang harus kita bayar. Memang ketika
kita dapat mimpi yang besar dari Tuhan, senangnya minta ampyunnnnnnnn, tapi
kita juga harus sadar salib yang dipikul pun pasti besar juga mennnnnn. Seperti kata pak Sapta " itu udah sepaket"
Untuk saat ini semua masih baik-baik saja dan Tuhan ingatin aku untuk terus bangun
tembok pertahanan seperti yang dilakukan Raja Asa di 2 Tawarikh 14:6-7 : “Karena negeri itu aman dan tidak ada yang
memeranginya di tahun-tahun itu, ia dapat membangun kota-kota benteng di
Yehuda; Tuhan telah mengaruniakan keamanan kepadanya. Katanya kepada orang
Yehuda: “Marilah kita memperkuat kota-kota ini dan mengelilinginya dengan
tembok serta menara-menaranya, pintu-pintunya dan palang-palangnya. Negeri ini
masih dalam tangan kita, karena kita mencari Tuhan Allah kita dan Ia mencari
kita serta mengaruniakan keamanan kepada kita di segala penjuru.” Maka mereka
melaksanakan pembangunan itu dengan berhasil."
Seperti
ayat di atas mereka melaksanakan pembangunan itu dengan berhasil ketika kondisi
aman-aman saja dan bukan saat perang. Kebayang gak kalo mereka bangun tembok
saat perang, pasti pembangunannya gak akan selesai-selesai karna begitu batu
bata disusun dan mungkin semennya belum kering musuh da nyerang dan dengan
mudah tembok itu akan runtuh, betul?
Sama
halnya dengan kita. Ada
kalanya hidup kita aman-aman saja dan itulah saatnya kita bangun tembok
pertahanan supaya pembangunannya berhasil.
So,
hari-hari ini gue mulai sering nulis kata-kata penguatan dalam sebuah buku, ya
terlihat seperti buku diary. Misalnya
1.
Walau kau harus berjalan dalam lembah kekelaman, ingatlah Aku gak akan pernah
meninggalkanmu.
2.
Tak ada kemuliaan yang besar tanpa harga
yang mahal.
3. Ketika kamu tidak melihat tanganKu, itu
bukan berarti Aku meninggalkanmu
4. Aku yang akan tetapkan langkah-langkahmu,
dan masih banyak lagi.
Aku mulai baca-baca tentang hidupnya Raja
Daud, apa-apa saja yang dia lakukan ketika dia tidak kuat lagi untuk menangis. Yah
menurut aku inilah cara untuk memperlengkapi hidupku, untuk membangun tembok
pertahanan supaya ketika masalah ato tantangan itu datang, aku bisa lebih siap
menghadapinya.
Masalah
atau tantangan apa yang akan terjadi di depan sana aku gak tau bentuknya seperti apa. Apakah
itu jadi Martir, Kelilit Hutang, Penyakit, Dikhianati, difitnah, dikucilkan
atau apalah yang jelas aku telah mempersiapkan diri untuk itu. Aku tau ini gak akan mudah, tapi Firman Tuhan
berkata : “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku.”
Sewaktu
kecil aku pernah berpikir kenapa yah ada orang yang mau mati martir buat Tuhan,
walaopun ketika guru sekolah minggu bertanya “Siapa yang mau mati buat Tuhan ?”
aku tetap angkat tangan. Ternyata
jawabannya sangat simple, Karena mereka mencintai Tuhan melebihi dirinya dan karena
Tuhan memberikan kemampuan. Kalopun salah
satu masalah di atas akan menjadi bagianku, aku percaya Tuhan akan
memampukanku.
How the way to find our calling in GOD
ReplyDeletecan you explain me..
hi.. nice comment.
Deletein Indonesian aja ya,, ntar belepotan en ancurr kalo pake english heheheh.
kalo jawaban dari aku sh simple banget: doa sungguh-sungguh aja dan benar-benar punya gairah untuk mencarinya, en believe He will show you the way en He will Guide you... :D
tapi jangan tawar hati ya kalo ga langsung di jawab, Dia cuma pengen liat seberapa rindu kita benar-benar mencarinya :D