Monday, 4 June 2012

Berani Bayar Harga

Aku gak tau kenapa nulis judul yang ini, yang jelas beberapa minggu ini topik ini selalu mutar mutar di kepalaku. Tuhan seakan-akan bilang kalo aku harus bayar harga lebih di depan sana. Aku gak tau entah masalah ato persoalan apa yang akan terjadi, But Tuhan terus ingatin kalo aku akan menghadapi suatu masa dimana akan datang tantangan yang besar yang belum pernah aku alami sebelumnya.

Beberapa minggu yang lalu aku nulis status facebook “ Ketika Tuhan beri mimpi yang besar dalam hidupmu, maka siapkanlah dirimu untuk tantangan yang besar.” Ya perkataan ini menjadi kekuatan tersendiri buat aku pribadi, gak ada kemulian tanpa harga yang harus kita bayar.  Memang ketika kita dapat mimpi yang besar dari Tuhan, senangnya minta ampyunnnnnnnn, tapi kita juga harus sadar salib yang dipikul pun pasti besar juga mennnnnn. Seperti kata pak Sapta " itu udah sepaket"

Untuk saat ini semua masih baik-baik saja dan Tuhan ingatin aku untuk terus bangun tembok pertahanan seperti yang dilakukan Raja Asa di 2 Tawarikh 14:6-7 : “Karena negeri itu aman dan tidak ada yang memeranginya di tahun-tahun itu, ia dapat membangun kota-kota benteng di Yehuda; Tuhan telah mengaruniakan keamanan kepadanya. Katanya kepada orang Yehuda: “Marilah kita memperkuat kota-kota ini dan mengelilinginya dengan tembok serta menara-menaranya, pintu-pintunya dan palang-palangnya. Negeri ini masih dalam tangan kita, karena kita mencari Tuhan Allah kita dan Ia mencari kita serta mengaruniakan keamanan kepada kita di segala penjuru.” Maka mereka melaksanakan pembangunan itu dengan berhasil."

Seperti ayat di atas mereka melaksanakan pembangunan itu dengan berhasil ketika kondisi aman-aman saja dan bukan saat perang. Kebayang gak kalo mereka bangun tembok saat perang, pasti pembangunannya gak akan selesai-selesai karna begitu batu bata disusun dan mungkin semennya belum kering musuh da nyerang dan dengan mudah tembok itu akan runtuh, betul?
Sama halnya dengan kita. Ada kalanya hidup kita aman-aman saja dan itulah saatnya kita bangun tembok pertahanan supaya pembangunannya berhasil.
So, hari-hari ini gue mulai sering nulis kata-kata penguatan dalam sebuah buku, ya terlihat seperti buku diary. Misalnya
1. Walau kau harus berjalan dalam lembah kekelaman, ingatlah Aku gak akan pernah meninggalkanmu.
2. Tak ada  kemuliaan yang besar tanpa harga yang mahal.
3. Ketika kamu tidak melihat tanganKu, itu bukan berarti Aku meninggalkanmu
4. Aku yang akan tetapkan langkah-langkahmu, dan masih banyak lagi.
 Aku mulai baca-baca tentang hidupnya Raja Daud, apa-apa saja yang dia lakukan ketika dia tidak kuat lagi untuk menangis. Yah menurut aku inilah cara untuk memperlengkapi hidupku, untuk membangun tembok pertahanan supaya ketika masalah ato tantangan itu datang, aku bisa lebih siap menghadapinya.

Masalah atau tantangan apa yang akan terjadi di depan sana aku gak tau bentuknya seperti apa. Apakah itu jadi Martir, Kelilit Hutang, Penyakit, Dikhianati, difitnah, dikucilkan atau apalah yang jelas aku telah mempersiapkan diri untuk itu.  Aku tau ini gak akan mudah, tapi Firman Tuhan berkata : “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

Sewaktu kecil aku pernah berpikir kenapa yah ada orang yang mau mati martir buat Tuhan, walaopun ketika guru sekolah minggu bertanya “Siapa yang mau mati buat Tuhan ?” aku tetap angkat tangan.  Ternyata jawabannya sangat simple, Karena mereka mencintai Tuhan melebihi dirinya dan karena Tuhan memberikan kemampuan.  Kalopun salah satu masalah di atas akan menjadi bagianku, aku percaya Tuhan akan memampukanku.

2 comments:

  1. How the way to find our calling in GOD
    can you explain me..

    ReplyDelete
    Replies
    1. hi.. nice comment.
      in Indonesian aja ya,, ntar belepotan en ancurr kalo pake english heheheh.

      kalo jawaban dari aku sh simple banget: doa sungguh-sungguh aja dan benar-benar punya gairah untuk mencarinya, en believe He will show you the way en He will Guide you... :D

      tapi jangan tawar hati ya kalo ga langsung di jawab, Dia cuma pengen liat seberapa rindu kita benar-benar mencarinya :D

      Delete