Hola
halo beta su lama gak jenguk ini blog,, debu dimana-mana, banyak yang
berantakan en tadi harus nyapu sana-sini
dulu :). Oh iya, sebenarnya tahun
ini banyak hal yang terjadi, suka, duka, bahkan saya yang dulunya udah lupa
bagaimana caranya jungkir balik, akhirnya dimampukan kembali hahaha. Nanti saya ceritain alasannya
mengapa.
Nah
satu setengah tahun yang lalu as I told you here, dimana TUhan ngomong kalo aku
harus bayar harga lebih di depan sana. Waktu itu,hampir tiap pagi subuh,
sekitaran jam 3 an Tuhan selalu bangunin saya dan suruh berdoa. Tuhan
katakan “Engkau harus bangun tembok
pertahanan karena engkau akan menghadapi masa – masa kesesakan.”
Saya
mulai belajar dari Raja Asa, dari Raja Daud, apa yang dilakukan Daud ketika dia
tidak kuat lagi untuk menangis , walaupun harga yang harus dibayar itu belum
terjadi bahkan belum menunjukkan tanda-tanda.
Hal
yang paling saya pelajari dari Daud waktu itu adalah tentang kepergiannya ke
Rama dan Nayot karna Saul berikhtiar membunuhnya di 1 Samuel 19:18. Saya cari arti kedua kata tadi
di e-sword. Rama artinya high place, sedangkan Nayot artinya to rest (as at home);
home of God (temple). Jadi secara keseluruhan Rama dan Nayot itu berbicara tentang tempat dimana Tuhan berada atau hadirat Tuhan.
Di ayat selanjutnya dikatakan akhirnya Saul mengetahui keberadaan Daud di Nayot, dekat Rama. Saul menyuruh orang-orangnya ke sana, eh orang-orangnya ikut kepenuhan seperti nabi. Lalu Saul sendiripun pergi ke sana, dia pun ikutan kepenuhan seperti nabi. Yang bisa saya pelajari dari kisah itu adalah tempat teraman untuk kita bersembunyi adalah The Presence Of God. Tak ada tempat yang lebih secure dari itu karena di sana setan tidak punya daya untuk menghancurkan kita.
Di ayat selanjutnya dikatakan akhirnya Saul mengetahui keberadaan Daud di Nayot, dekat Rama. Saul menyuruh orang-orangnya ke sana, eh orang-orangnya ikut kepenuhan seperti nabi. Lalu Saul sendiripun pergi ke sana, dia pun ikutan kepenuhan seperti nabi. Yang bisa saya pelajari dari kisah itu adalah tempat teraman untuk kita bersembunyi adalah The Presence Of God. Tak ada tempat yang lebih secure dari itu karena di sana setan tidak punya daya untuk menghancurkan kita.
Balik ke topic, pada saat itu, ketika Tuhan
kasih peringatan itu yang ada di benak saya adalah “Ah sakitnya pasti tidak
seberapa, pasti bisa dijalani dengan baik, semua masalah pasti ada jalan
keluarnya”
Hari
demi hari berlalu, sedikit demi sedikit harga itupun harus dibayar. Mungkin saya belum bisa crita apa yang
sesungguhnya terjadi, but oneday pasti diceritain. Kesesakan itu benar-benar
mengajari saya untuk lebih rendah hati lagi karena Padang gurun memang cara
Tuhan untuk menggodok hidup kita untuk hidup rendah hati.
Ada
masa-masa dimana saya benar-benar merasa semua gelap, udah hancur, putus
pengharapan, udah melakukan hal yang salah. Saya pasti gak bisa bangkit lagi,
Tuhan sudah meninggalkanku, Dia sudah membiarkan aku terjatuh. Saya hanya bisa
nangis dan seperti yang Daud alami, saya gak kuat lagi untuk menangis sangking
penatnya. Dan seperti yang aku ceritain di atas, saya sampai jungkir-jungkir balik
karena pikiran saya tidak mampu lagi meng-handlenya.*ini benaran jungkir balik loh*
Tapi
di situ saya belajar bagaimana Tuhan itu mengajari kita seperti induk elang
mengajari anaknya terbang. Si induk akan menghempas sarang yang merupakan zona
nyaman bagi anaknya, dia didorong keluar oleh induknya. Si anak jatuh
berputar-putar, dia berteriak “help………….”,
dan batu-batu tajam di bawah tebing siap untuk mengoyak tubuhnya. But, apa yang terjadi, tidak terlambat
sedetik pun, dengan sorotan mata yang tajam sang induk segera menyambar dan
menyelamatkan anaknya.
Itulah
yang aku rasain hari-hari ini, ketika saya hampir kehilangan pengharapan,
dengan secepat kilat Dia mengangkat ku kembali.
Nah
waktu dalam kepenatan itu saya pernah ngomong ke Tuhan bahwa saya akan
melakukan sesuatu hal yang sebenarnya Tuhan tidak kehendaki, saya katakan saya
sudah kecewa, saya marah dan saya benar-benar tidak bisa mengontrol pikiran
saya. Dan pada saat itu (maaf kalau agak sedikit jorok) saya mengalami
menstruasi hampir tiga minggu sangkin saya begitu stress.
But God is a faithful God, He knew that it was the lowest point in my life. Dan waktu itu Tuhan ngomong begitu kuat dalam hati saya “Percayalah kepada TUhan dengan segenap hatimu dan jangan bersandar kepada pengertianmu sendiri.” Tiba-tiba saja jiwa saya seperti Tuhan angkat, Dia memberi pengharapan yang baru, kekuatan yang baru dan Dia mengingatkan saya bahwa apa yang Tuhan janjikan dalam hidup saya, itu pasti terjadi.
But God is a faithful God, He knew that it was the lowest point in my life. Dan waktu itu Tuhan ngomong begitu kuat dalam hati saya “Percayalah kepada TUhan dengan segenap hatimu dan jangan bersandar kepada pengertianmu sendiri.” Tiba-tiba saja jiwa saya seperti Tuhan angkat, Dia memberi pengharapan yang baru, kekuatan yang baru dan Dia mengingatkan saya bahwa apa yang Tuhan janjikan dalam hidup saya, itu pasti terjadi.
Nah dalam tulisan Berani Bayar Harga itu kan saya tulis beberapa kalimat-kalimat Firman
penguatan, seperti :
- Walau kau harus berjalan dalam lembah kekelaman, ingatlah Aku gak akan pernah meninggalkanmu
- Tak ada kemuliaan yang besar tanpa harga yang mahal
- Ketika engkau tidak melihat tanganKu, itu bukan berarti Aku meninggalkanmu
- Aku akan tetapkan langkah-langkahmu, dan masih banyak lagi
Ternyata
Firman itu bisa saya gunakan sebagai senjata untuk melawan setiap intimidasi si setan
jelek. Firman adalah pedang Roh (Filipi 6:17). Ada saatnya si iblis jelek mengatakan “Tuhan
sudah meninggalkanmu, kesalahanmu sudah terlalu banyak, engkau salah dengar,
engkau telah kehilangan banyak kesempatan” dan banyak tudingan lainnya. But, praise God, saya bisa gunakan Firman di
atas yang sudah Tuhan taruh dalam hati saya untuk mematahkan dakwaan-dakwaan si
setan simelekete.
Terlepas
dari itu semua, I can feel in my Spirit, that saya akan istirahat sementara
dulu, sebelum saya memulai padang gurun yang baru lagi. Mengapa saya katakan
seperti itu?
Nah
beberapa minggu yang lalu, saya nonton Film-nya Abraham. Tuhan kan suruh
Abraham tuh pergi ke tanah yang akan Tuhan tunjukkan , suatu negeri yang berlimpah susu dan
madunya. Akhirnya dia pergi bersama istri, orang-orangnya dan ternaknya. Mereka
tidak tau kemana harus pergi tapi mereka tetap berjalan mengikuti tuntunan
Tuhan melalui padang gurun yang panjang.
Hari
demi hari mereka melalui badai pasir, panas terik, dan ternak mereka mulai mati
satu per satu. Adakalanya Abraham hampir menyerah dan berkata “Mungkin aku
sudah salah dengar.” Tapi, di film ini dikisahkan sarah menguatkan dia kembali.
Akhirnya mereka terus berjalan, harus menahan teriknya matahari, harus
menghalau badai pasir, bibir mulai pecah-pecah, dan persediaan air mulai habis.
Dari
kejauahan tiba-tiba Abraham melihat seperti pepohonan, dia mengamat-amati dan tiba-tiba
dia berlari ke sana. Sesampai di sana Abraham melihat banyak pohon ada aliran sungai. Dia bersorak dan
teriak-teriak. Dia berpikir mereka telah menemukan tanah perjanjian itu. Orang-orangnya
yang di belakangpun cepat-epat berlari mendapatkannya. Tapi, apa yang terjadi?
Ternyata
itu bukan tanah perjanjian yang Tuhan janjikan, itu hanya tempat istirahat saja
karena Tuhan tau mereka sudah sangat kelelahan, Tuhan tau kekuatan mereka sudah
hampir habis. Dan kalo perjalanan padang gurun tetap dilanjutkan mereka bisa
mati satu per satu. Setelah beberapa hari mereka istirahat di sana, akhirnya
mereka melanjutkan perjalanan dan kembali berjalan melalui padang gurun.
Dari
Film itu saya bisa rasakan kalo Tuhan lagi ngomong hal yang sama, khususnya
buat saya pribadi. Kalaupun nanti saya merasa saya telah menemukan “My Promise
Land” saya harus bangun sebuah sikap bahwa itu belum apa yang Tuhan janjikan,
tapi aku harus melalui padang gurun yang lain lagi. Dia tau kesesakan - kesesakan yang terjadi dalam hidup saya dan hari-hari ini saya bisa merasakan TUhan seoalah-olah berkata “Udah fen, istirahat dulu,
karena di depan masih ada padang gurun lagi loh, siapkan mental ya.”
Belakangan
ini, Firman dalam Keluaran pasal 15-16 tentang
perjalanan bangsa Israel menuju tanan peranjian
juga sangat merema dalam hidup saya.
- Di keluaran 15:22 dikatakan “mereka pergi ke padang gurun Syur”.
- Lalu di Keluaran 15:27, Firman Tuhan berkata “sesudah itu, sampailah mereka di Elim, di sana ada 12 mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu.”
- Selanjutnya dalam Keluaran 16:1 dikatakan “setelah mereka berangkat dari Elim, tibalah segenap jemaah Israel di padang gurun sin”
Dari
ketiga ayat ini saya bisa nangkap kalo Tuhan juga ngomong hal yang sama seperti
kisahnya Abraham tadi bahwa setelah melewati padang gurun, Tuhan akan suruh
istirahat dulu lalu meneruskan perjalanan lewat padang gurun yang lain sampai “Promise
land” itu boleh saya terima.
Oke ceritanya sampe di sini dulu ya, besok-besok saya akan cerita apa blessing yang saya terima selama proses berjalan melalui padang gurun yang panjang tadi.
Oke ceritanya sampe di sini dulu ya, besok-besok saya akan cerita apa blessing yang saya terima selama proses berjalan melalui padang gurun yang panjang tadi.
Enjoy the season you are in. Shoulder the
burden of the season, but look for the blessing of that same season. And when
one chapter closes and you enter a new season , leave the last season and
embrace the new season God has for you.
No comments:
Post a Comment