GOSIP

Tau Jupe kan?

Orang Indonesia siapa sih yang ga tau sama artis cekci ini, dari engkong2, orang tua, ABG, sampe anak bawang pasti pada tau. Si Afika juga pasti tau sama mbak Jupe. Tau Afika siapa? Itu tu, bintang iklannya oreo akrim rasa j’aduk (re: ice cream rasa orange). Nah gue pernah dongkol sama namanya mbak Jupe. Ah masa? Iya benaran. Emang lu diapain? Ga diapa-apain. Lah koq bisa dongkol tapi ga diapa-apain? Aneh kan.

Gue dongkol karna pas  nonton acara gossip selebrity, gue liat dia ikut-ikut ritual aneh biar bisa dapat gelar ”Titisan Suzanna”. Pergi ke pantai selatan, berdandan ala Suzanna, ngasih sesajen. Saat Host acara gosipnya mulai ngata-ngatai mbak Jupe, gue juga terkadang ikut-ikutan dari depan TV. Sementara Jupenya sendiri ga ambil pusing sama itu, koq jadi aku yang sewot. Sebaiknya kita mengurangi nonton acara-acara seperti itu, karna itu memancing kita untuk menghakimi seseorang.

 Ngomong-ngomong masalah acara GOSIP, dulu seingatku ga banyak tuh, cuma CEK & RICEK wae, yang terkenal dengan ”Pelopor Jurnal Infotainmen”nya. Coba lihat sekarang, acara gossip tu menjamur sekali, ada KISS, Halo Selebrity, GoSpot, Silet, Insert, Insert Investigasi, OBSESI, Was-Was, dll. Mulai dari pagi, siang, sore, sampe malam, ada aja acara gosip. Ini mengindikasikan bahwa Roh Gosip sedang mencoba meguasai hidup manusia.

Gue ingat beberapa minggu yang lalu status fb yang gue kopas dari fren gue Nola  yaitu : “ hati-hati bergaul dengan orang yang senang menceritakan keburukan orang lain, karena hari ini topiknya dia, besok adalah kamu”. Betul banget, kita kudu hati-hati sama orang-orang yang seperti itu. Jangan critain sesuatu yang secret-secret lah sama orang seperti itu, ntar bisa aja tu crita udah nyampe ke orang lain ga kayak crita aslinya, tapi sudah dimodifikasi, ditambah-tambahi, ato dikurang-kurangi. Gue pernah ngalamin kayak gitu, dan gue juga pernah ngelakuin hal  kayak gitu :p.

Terkadang mulut ini pengen banget ikutan ngatai-ngatai orang lain , seru aja gitu, tapi satu hal yang penting, kita harus bisa menguasai diri. Godaan itu pasti datang, tapi itu semua tergantung sama kita, itu balik ke kitanya apakah kita mau tahan diri atau lepas kendali.

Orang paling berhikmat sedunia pernah berkata : ”Siapa menghina sesamanya, tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai berdiam diri. Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara.” (Amsal 11:12-13). Terkadang orang sering minta pendapat kita ketika berbicara tentang kejelekan orang lain, dan aku biasanya gak cukup berani untuk berkata ”Jangan bergosip, itu ga baik”. Maka satu-satunya cara yang paling bijak adalah berdiam diri, dan tidak mencampurinya. Mendingan ambil hape, trus main SUDOKU sekalian asah otak hehehhehe.

Tau kan cerita tentang Harun dan Miryam ketika mereka mengata-ngatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya. Memang benar loh Musa telah mengambil seorang perempuan Kush. Tapi lihat akhirnya Miryam kena Kusta. Gitu juga Ham, anaknya Nuh. Dia ngata-ngatai bapaknya ke saudaranya bahwasannya bapaknya telanjang karna mabuk anggur. Dan faktanya memang begitu. Tapi lihat akhirnya, dia kena kutuk. Terkadang suatu hal yang kita gosipkan memang fakta, tapi ketika kita mengata-ngatainya dengan tujuan menjelek-jelekkan dia,  maka kita pasti dapat ganjarannya.

Jika kata itu sekadar memaksudkan obrolan santai, kadang-kadang itu mungkin tidak ada salahnya. Obrolan santai sering kali berisi informasi yang berguna, misalnya si Budi sudah menikah ya, si Siti sudah di tinggal di Singapura ya, Si Witri cantik ya :p, si Tejo baik ya, kemaren aku di traktirin makan bakso. Menurut aku itu semua wajar-wajar saja dan itu menunjukkan kalo kita peduli terhadap orang lain.

Sebenarnya siapakah kita, sehingga kita harus menghakimi orang lain. Kita juga masih punya banyak kelemahan. Tuhan yang berhak menghakimi. Jadi saat kita mulai hakimi orang lain, maka sebenarnya kita sedang curi haknya Tuhan.

 Dalam pikiran kita juga sering yang namanya judge seseorang. Gue juga masih sering lakuin itu dipikiran gue. Sampe akhirnya Tuhan ingatin aku untuk minta ampun. So finally gue doa yang intinya gue minta ampun sudah menghakimi Si A dalam pikiranku. Gue sebutin satu-satu, Tuhan ampuni aku udah hakimi si A, ampuni aku udah hakimi si B, ampuni aku udah hakimi si C.

Kenapa sih orang pengen bergosip? Dari pengalaman yang pernah gue alamin, gue bergosip karena ga tahan nyimpan informasi sendirian dan biar keliatan informatif (up date).

Misalnya nih kita gosipin kawan kita, pernah gak kita mikir perasaannya dia, mikirin jika suatu kelak dia tau kita gosipin dia. Itu rasanya pasti sakit banget lebih sakit dari luka sayat yang dikasih perasan jeruk nipis.  Tentu itu akan merusak hubungan, betul toh? Makanya Pengamsal pernah berkata :”Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib” (Amsal 17:9).

Seperti sebuah peribahasa ”Tak ada gading yang tak retak”. Demikian juga kita, masih belum bisa sepenuhnya lepas dari  Pergosipan. Tapi kita harus terus mau belajar menahan diri dan menguasai diri. Jangan pernah kapok bangkit ketika kita jatuh terus di lubang yang sama. Hidup adalah proses pembelajaran yang tidak berkesudahan :D.

Taburlah pemikiran, maka kamu akan menuai tindakan.

Taburlah tindakan, maka kamu akan menuai kebiasaan.

Taburlah kebiasaan, maka kamu akan menuai karakter.

Taburlah karakter, maka kamu akan menuai masa depan (a wise)

Ada beberapa nasehat bijak tentang mulut:

"Jika kita tidak tahu harus mengucapkan sesuatu apapun yang baik, lebih baik tutup mulut"

”Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin” (Amsal 17 :27)

”Juga orang bodoh akan disangka bijak kalau ia berdiam diri dan disangka berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya” (Amsal 17 :28)

                                                    eke ga mau bergosip lagi ah...